Film Assalamualaikum Beijing

Saah satu film yang saya pengen nonton yaitu Assalamualikum Beijing. Nonton trailernya sepertinya bagus ceritanya walau belum baca novelnya. Film yang diangkat dari novel laris biasanya bakal dibandingkan, mewakilikah film tersebut dari cerita bagusnya di novel.

Buat yang belum nonton filmnya ada sedikit sinopsis dari film tersebut :

Sehari sebelum pernikahan dilangsungkan, Asmara (Revalina S. Temat) mendapatkan kenyataan pahit bahwa kekasihnya, Dewa (Ibnu Jamil) ternyata sempat berselingkuh dengan teman sekantornya Anita (Cynthia Ramlan). Walau Dewa memohon agar pernikahan tetap dilanjutkan, Asma terlanjur patah hati. Terlebih, hubungan sekali yang dilakukan ternyata membuahkan janin, Anita hamil.

Dengan membawa kesedihan, Asma pun menerima tawaran pekerjaan di Beijing, peluang yang didapatkan lewat bantuan Sekar (Laudya Cynthia Bella) dan Ridwan (Deddy Mahendra Desta), suaminya. Di Beijing dalam salah satu perjalanan, Asma bertemu Zhongwen (Morgan Oey), lelaki tampan yang memperkenalkannya akan legenda cinta Ashima, putri cantik dari Yunan. Kebaikan dan perhatian Zhongwen, membuat Asma perlahan membuka hati. Walaupun sempat gamang ketika Dewa menyusulnya ke Beijing. Sayang, sebelum hubungan berlanjut, Asma terkena APS, sebuah sindrom yang membuat nyawanya terancam dan bisa menemui kematian setiap waktu. Sebuah drama penutup akhir tahun, yang mengajarkan kepada kita: Jika tak kau temukan cinta, biarkan cinta menemukanmu.

Film Tendangan Dari Langit Benar – Benar Nendang

Satu lagi film yang direkomendasikan untuk ditonton Tendangan Dari Langit yang merupakan karya sutradara dari Hanung Bramantyo. Film yang bertemakan mengenai gambaran sepak bola indonesia yang dikemas menjadi sebuah tontonan yang bisa dinikmati oleh keluarga indonesia. Saya pun sengaja mengajak keluarga untuk menonton film ini.

Film yang memakai pemain bintang sepakbola saat ini Irfan Bachdim dan Kim Jefry Kurniawan sanggup membuat penonton betah dan sampai tidak menyadari bahwa film telah selesai. Apalagi saat Irfan muncul penonton wanita dan anak-anak langsung bersuara menandakan mereka antusias dengan idolanya.

Cerita dalam film ini sebenarnya sederhana, Wahyu yang merupakan seorang anak yang tinggal di lereng gunung bromo bercita – citakan menjadi seorang pemain sepak bola profesional seperti idolanya Irfan Bachdim. Wahyu berniat memperbaiki kehidupan ekonomi keluarganya terutama ayahnya mencari tambahan penghasilan dengan menjadi pemain bayaran dikampungnya. Dan dari hasil wahyu bermain bola bisa membelikan ayahnya baju dan kuda sebagai hadiah dari dia membantu tim di kampungnya menang. Dan pada akhirnya Wahyu dilirik oleh pelatih persema malang untuk bisa bergabung dengan timnya. Walau sebelumnya hampir gagal masuk tim persema malang karena lutu kakinya bermasalah, pada akhirnya setelah di bantu oleh teman dan fisioterapi persema Wahyu bisa bermain bersama dengan Irfan Bachdim di persema malang.

Dengan dibumbui cerita cinta masa SMA hanung sukses membuat film ini hidup dan tidak menjemukan, satu yang membuat saya tersenyum pada saat Wahyu membuat gol penentu kemenangan tim persema para penonton ikut senang dan bertepuk tangan 🙂

 

Transformers: Dark of the Moon: Lebih Canggih, Lebih Seru

Bagi Anda penggemarTransformers, mungkin selain melihat teknologi canggih yang digunakan oleh Michael Bay dalam menggarap film ketiganya ini. Salah satu faktor penting lainnya adalah melihat penampilan Rosie Huntington-Whiteley yang diplot oleh sang sutradara sebagai suksesor Megan Fox. Maklum saja, sosok Fox sudah terlanjur diterima oleh para penonton Transformers.
Transformers: Dark of the Moonmengambil latar perjalanan Neil Armstrong ke bulan pada 1969. Diceritakan dalam perjalanan itu ternyata Amstrong dan Buzz Aldrin yang menjadi manusia pertama menjejakkan kakinya di bulan memiliki misi lain untuk mengetahui yang terjadi di bulan. Setelah membawa pulang beberapa data ke bumi, barulah film berpindah ke masa sekarang.
Ditempat lain Sam Witwicky (Shia LaBeouf) telah menjalin sebuah hubungan serius dengan Carly Spencer (Rosie Huntington-Whiteley). Tidak ada sebuah penjelasan kenapa sosok Mikaela Banes (Megan Fox) hilang dari kehidupan Sam. Walaupun sudah menjadi pahlawan nasional dan mendapatkan medali penghargaan yang diberikan oleh presiden Obama, nasib Sam tidaklah sebagus jasanya dalam membela bumi. Lulus dari universitas, Sam masih saja menganggur.
Berbeda dengan sang kekasih, Carly memiliki segalanya, wajah cantik dan karir yang sempurna. Tidak menyerah, akhirnya Sam bekerja sebagai pengantar dokumen di sebuah kantor rekanan NASA. Di kantor inilah ia bertemu dengan Jerry Wang (Ken Jeong), yang memberinya sebuah dokumen rahasia. Isi dokumen membawanya pada informasi penting tentang kejadian yang sebenarnya terjadi di bulan saat misi rahasia Armstrong berlangsung. Inilah awal perang besar antara Autobot dan Decepticon.
Dalam Transformers: Dark of the Moon muncul beberapa karakter baru. Dari jajaran robot Autobot hadir Sentinel Prime yang digambarkan sebagai pemimpin sebelum Optimus Prime. Sedangkan dari kubu Decepticon hadir Shockwave, robot yang mempunyai kekuatan yang luar biasa dan Laserbeak, robot berbentuk burung condor yang menyebalkan.
Sedangkan hadirnya aktor gaek John Malkovich (Bruce Brazos) dan Patrick Dempsey (Dylan) akan menambah drama di film ketiga. Aksi luar biasa aksi Sam Witwicky bersama para Autobot dalam Transformers: Dark of the Moon siap hadir pada 5 Agustus 2011.
Sumber : 21cineplex

Resensi Film King’s Speech

Film yang di angkat dari kisah nyata ini memang tersaji dalam tampilan yang tidak membosankan. Cerita yang unik, gambar yang segar membawa para penonton dalam rasa lucu yang berubah menjadi haru. Awalnya ketika mendengar seorang pemimpin berbicara gagap memang terasa lucu, tapi setelah penterjemahan cerita membawa penonton menelusuri sebuah pilihan hidup yang menjadi sulit karena gagapnya seorang pemimpin maka keadaan menjadi haru dan sangat menyentuh hati.

Adegan awal film dibuka dengan penampilan Pangeran Albert (diperankan Colin Firth), yang merupakan putra kedua dari Raja George V, dalam menyampaikan pidato yang di temani oleh istrinya Elizaberth (Helena Bonham Carter) di Stadion Wembley, 1925. Yang ternyata meresahkan ribuan rakyat yang mendengarkan pidato itu.

Kegagalan pidato itu membuat sang Pangeran mencoba untuk mencari solusi agar dia bisa berbicara layaknya orang normal. Banyak dokter ditemuinya untuk menjalani terapi tapi hasilnya selalu nihil hingga rasa putus asa pun datang dalam dirinya.

Sang istri yang perihatin terhadap nasib yang ditimpa oleh suaminya itu pergi menemui Lionel Logue (Geoffrey Rush) yang ternyata ahli dalam terapi bicara. Pertemuan pertam pun memiliki kesan yang sangat unik, dimana Lionel ingin pertemuan itu dilakukan di rumahnya, dan ketika mereka bertemu Lionel meminta agar mereka saling sapa dengan nama Kristen mereka yang sebenarnya merupakan sebuah pelanggaran terhadap etika kerajaan.

Terapi pertama yang dilakukan oleh Lionel adalah meyakinkan Albert untuk membaca sebuah Hamlet. Jelas saja Albert yang merasa sebagai seorang yang terpandang tidak mau melakukannya hingga taruhan pun terjadi. Albert membaca dalam keadaan gagap dan berhenti dengan rasa putus asa.

Tapi Logue melanjutkan terapi itu dengan menyuruh Albert untuk mendengarkan sebuah musik dari sebuah piringan hitam dimana musik yang nyaring membuat Albert tidak bisa mendengar suaranya sendiri. Suara Albert direkam dalam piringan hitam dan ketika Logue ingin memutarnya Albert menolaknya. Piringan hitam di berikan kepada Albert dan Albert pulang lagi-lagi dengan rasa putus asa.

Singkat cerita Albert memutar piringan tadi setelah sang Ayah menjelaskan bahwa pentingnya sebuah pidato untuk penyiaran kepada masyarakat. Semua bagaikan sebuah keajaiban dimana dalam rekaman itu Albert sedikit pun tidak gagap ketika membaca. Dia lancar seperti orang normal. Karena kemajuan yang tidak terduga itu akhirnya Albert kembali menemui Logue dan mulai menjalankan terapi selanjutnya.

Kedekatan mereka yang sudah seperti teman dekat membuat Albert akhirnya bercerita banyak kisah kehidupan kecilnya di kerajaan yang kebanyakan tidak pernah di ketahui oleh publik, cerita yang di sampaikan oleh Albert ternyata menjadi latar belakang mengapa dia bisa berbicara tergagap-gagap.

Pada tanggal 20 januari1936 George V meninggal dunia. tahta Raja pun jatuh ke pada Edward kakak dari Albert. Akan tetapi Edward memiliki keinginan untuk menikah dengan Wallis Simpson, seorang janda Amerika yang pernah bercerai dua kali. hal itu memicu krisis konstitusional.

Karena Edward memilih untuk menikahi Wallis maka tahta kerajaannya pun di berikan kepada Albert. Bagi Albert hal itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan, dimana dia hampir putus asa karena gagapnya yang membuat dia tidak bisa berpidato di depan umum. Hingga keluhan bahwa dia tidak pantas menadi seorang raja di karenakan gagap pun keluar dari mulunya sendiri. Saat adegan itu rasa miris hati sangat kental, emosi yang begitu kuat ditunjukkan dengan sangat bagus.

Ketika keterpurukan itu semakin menjadi, Logue pun membantunya untuk bisa berpidato, walau sebelumnya ada konflik yang terjadi di antara mereka bedua yang menyebabkan persahabatan mereka retak.

Cerita ini terasa sangat singkat, padahal jarang sekali film drama yang padat dengan dialog terasa cepat berlalu, padahal durasi film ini tergolong cukup lama. Penampilan Colin Firth sebagai Albert memang sangat cerdas, bicara gagapnya sangat terasa nyata dan berkesan tidak di buat-buat. Ekspresi emosi yang sering meledak-ledak juga sering bermunculan di dalam film ini. film yang menjadikan sebuah ekspresi sebagai dialog kuat yang membuat penonton tercengang-cengang. Jadi pantas lah jika film ini banyak masuk nominasi Oscar.